Sabtu, 01 Oktober 2011

Makalah Pembangunan dan Lingkungan Hidup

Mata Kuliah     : Ilmu Alamiah Dasar

Dosen               : Drs. H. Ahmad Mannu, M.Si
 



MAKALAH
PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP


Logo STISIP 2
 














Disusun Oleh :

ZULKIFLI GANI

430 821 84

Ilmu Administrasi Negara
Kelas C






SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
(STISIP) MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG
2008 – 2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan Islami..
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT.
Kami menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah sederhana ini, tetapi masih banyak kekurangan yang ada didalamnya. Oleh karena itu, segala tegur sapa sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Kami berharap akan ada guna dan manfaatnya makalah ini bagi semua pembaca. Amin.

               Rappang, 22 April 2011


          Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….         i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB   I      PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.    Latar Belakang .............................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................... 1
BAB   II    PEMBAHASAN................................................................................. 2
A.    Pengertian Lingkungan Hidup ...................................................... 2
B.     Kriteria Hukum-hukum yang Berlaku dalam Suatu
Lingkungan.................................................................................... 2
C.     Pemanfaatan Lingkungan Hidup................................................... 4
D.    Keterbatasan Ekologis dalam Pembangunan................................. 6
E.     Interaksi dan Rentetan Permasalahan Rumit................................. 7
F.      Pembangunan Harus Berwawasan Lingkungan dan
Berkelanjutan............................................................................... 10
G.    Pembangunan Berkelanjutan Membawa Perubahan.................... 12
BAB   III   PENUTUP......................................................................................... 14
A.    Kesimpulan.................................................................................. 14
B.     Saran ........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA            ………………………………………………………      16


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Berdasarkan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa lingkungan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan organisme dalam melangsungkan kehidupan. Dengan kata lain, lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur atau komponen yang berada di sekitar individu yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu yang bersangkutan.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas permasalahan :
1.      Apa pengertian dari lingkungan hidup ?
2.      Jelaskan kriteria hukum-hukum yang berlaku dalam suatu lingkungan ?
3.      Bagaimana pemanfaatan lingkungan hidup dalam masyarakat ?
4.      Apa keterbatasan ekologis dalam pembangunan ?
5.      Bagaimana cara menyelesaikan interaksi dan rentetan permasalahan
rumit ?
6.      Apakah pembangunan harus berwawasan lingkungan dan berkelanjutan ?


BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Lingkungan Hidup
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat melepaskan diri dari keterikatan pada udara, tanah dan air. Air, tanah, udara, hewan, tumbuhan dan manusia merupakan sebuah ekosistem hidup. Di samping itu masih banyak lagi hal-hal lain yang tidak dapat kesemuanya itu merupakan bagian dari lingkungan hidup.
Karena lingkungan hidup diartikan sebagai keseluruhan unsur atau komponen, maka tentu saja setiap lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Komponen-komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi komponen benda-benda hidup (biotik) dan komponen benda-benda mati (abiotik). Termasuk ke dalam komponen biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan, sedangkan yang termasuk ke dalam komponen abiotik adalah udara, tanah, dan air.  Baik komponen biotik maupun komponen abiotik membentuk satu kesatuan atau tatanan yang disebut ekosistem, sehingga lingkungan hidup sering pula disamakan dengan ekosistem.
  1. Kriteria Hukum-hukum yang Berlaku dalam Suatu Lingkungan
Apabila kita, manusia, dianggap sebagai individu yang menjadi pusat perhatian di dalam membicarakan masalah lingkungan hidup, maka unsur-unsur yang berada di sekitar kita adalah hewan, tumbuhan, air, udara dan tanah.
Setiap lingkungan hidup diatur oleh suatu hukum alam secara otomatis. Maksudnya jika salah satu komponen-komponen yang lain, karena dalam suatu lingkungan hidup ada yang disebut dengan “kaidah satu untuk yang lain”.
Pada dasarnya, tiap-tiap komponen di dalam lingkungan hidup dapat dikatakan sebagai “satu untuk yang lain”, yang dalam hal ini digambarkan bahwa binatang mati busuk diserap tanah menjadi pupuk bagi tumbuhan rumput. Sebagai contoh : rumput dimakan rusa, rusa dimakan harimau, dan seterusnya. Di samping rantai makanan ini ada pula yang dikenal dengan istilah “piramida makanan”.
Apabila salah satu komponen lingkungan hidup seperti digambarkan dalam rantai makanan dan piramida  makanan mengalami kepunahan, maka apa yang terjadi sudah dapat dibayangkan. Andai kata di dunia ini tidak ada rumput, maka tentu tidak akan ada kambing, dan akhirnya binatang tumbuhan juga akan punah. Dari uraian secara singkat di atas. Beberapa hukum/kaidah lingkungan dapat diperoleh, misalnya :
  1. Suatu lingkungan memiliki keteraturan secara alamiah.
  2. Suatu lingkungan mempunyai kemampuan tersendiri selama keadaan masih berkembang.
  3. Unsur-unsur / komponen-komponen dalam suatu lingkungan berinteraksi satu sama lain secara ilmiah.
  4. Interaksi dalam suatu lingkungan dilakukan oleh masing-masing unsur/komponen.
  5. Dalam batas-batas tertentu terjadi perubahan susunan komponen.

Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi lingkungan hidup antara
lain :
  1. Jenis dari jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup. Akan terlihat perbedaan lingkungan hidup pada daerah bukit tandus dengan daerah yang tertutup rimbun oleh tumbuhan.
  2. Hubungan atau interaksi antar unsur dalam lingkungan hidup, interaksi disini tidak hanya menyangkut komponen biofisik saja melainkan menyangkut pula hubungan sosial, karena unsur-unsur lingkungan hidup memiliki sifat dinamis.
  3. Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup, misalnya : di dalam ruangan tertutup yang merokok, tentu akan menyebabkan ruangan menjadi pengap.
  4. Faktor-faktor non material, antara lain kondisi suku, cahaya, dan kebisingan.
  5. Keadaan fisik akan berpengaruh terhadap keadaan sosial dan budaya penduduk.
  1. Pemanfaatan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup yang serasi dan seimbangan sangat kita perlukan karena merupakan unsur penentu kehidupan suatu bangsa. Indonesia sebagai suatu negara wajib menjaga dan melestarikan lingkungan hidup untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kepentingan bersama bagi generasi kini dan mendatang.
Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan walaupun pada kenyataannya lingkungan hidup di Indonesia masih memperhatikan.
Idealnya pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan pemeliharaan dan kelestarian lingkungan sehingga dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang.
Setiap pemanfaatan lingkungan hidup harus bertujuan sebagai berikut :
  1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.
  2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindakan melindungi serta membina lingkungan hidup.
  3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.
  4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
  5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
  6. Terlindunginya Indonesia terhadap dampak dari luar yang dapat menyebabkan pencemaran/kerusakan lingkungan.
Apabila setiap pemanfaatan lingkungan hidup dapat mengacu kepada enam hal di atas maka lingkungan hidup akan selalu terjaga dan dapat dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat saat ini dan di masa yang akan datang.
Beberapa pemanfaatan lingkungan hidup sebagai berikut :
  1. Memelihara dan memperbesarkan benih-benih hewan dan tumbuhan dengan tetap mempertahankan jenisnya.
  2. Pengambilan tumbuhan liar untuk kepentingan penjualan dengan cara membudidayakannya. Seperti penemuan berbagai jenis anggota hutan yang dikembangkan melalui perkebunan.
  3. Budidaya tanaman obat-obatan / membuat apotik hidup di sekitar rumah.
  4. Digunakan untuk industri, seperti industri yang menghasilkan produknya. Berupa oksigen (O­2) yang tersimpan didalam tabung, industri air mineral, industri pupuk organik, industri minyak bumi, dan lain-lain.
  5. Digunakan pemerintah sebagai daerah konservasi agar lingkungan hidup tersebut terjaga, seperti adanya daerah suaka alam, suaka margasatwa, tanam nasional, kebun binatang, dan hutan lindung.
  1. Keterbatasan Ekologis dalam Pembangunan
Meningkatnya jumlah penduduk bumi menyebabkan peningkatan berbagai kebutuhan, mulai dari pangan, sandang, maupun pemukiman. Dibutuhkan juga sumber daya alam lainnya seperti tanah, air, energi, mineral, dan lainnya yang diambil dari persediaan sumber daya alam di bumi. Semula kehidupan manusia di bumi dikuasai oleh alam, namun dengan munculnya etika Barat lahirlah sistem nilai yang hakikatnya memandang bahwa manusialah yang menguasai dan menjadi pusat (antroposentris).
Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan untuk kepentingan manusia menyebabkan menipisnya sumber daya alam, bahkan sisa-sisa pengolahan berbagai barang akhirnya menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia. Beberapa contoh mengenai terjadinya bencana lingkungan akibat pencemaran dan lainnya adalah sebagai berikut :
1.      Terjadinya erosi dan banjir di berbagai bagian bumi.
2.      Terganggunya udara di London dan Los Angeles karena udara tercemar oleh asap berbagai industri sehingga mengganggu kesehatan penduduk.
3.      Pencemaran yang disebabkan karena kecelakaan. Misalnya bocornya pabrik pestisida di Bhopal (India) dan kecelakaan pusat tenaga nuklir di Chernobyl (Rusia) telah menimbulkan banyak kerugian.
4.      Pencemaran limbah industri dan rumah tangga menyebutkan pencemaran air tanah dan air permukaan. Hujan asam di berbagai kota termasuk di DKI Jakarta menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, kerusakan, dan kematian tanaman pertanian serta kerusakan hutan.
Nampaknya pembangunan yang dilakukan oleh setiap negara dapat meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Sejalan dengan itu, eksploitasi sumber daya alam makin meningkat. Akibatnya, persediaan sumber daya alam makin terkuras dan pencemaran lingkungan makin meningkat. Hal ini terjadi tidak hanya pada negara maju, tetap juga pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Jumlah industri, kendaraan bermotor, dan konsumsi energi terus meningkat dalam memenuhi kebutuhan kehidupan mereka. Eksploitasi sumber daya alam yang terus-menerus dan kurangnya kesadaran terhadap lingkungan menyebabkan bencana lingkungan yang terjadi di berbagai bagian bumi makin beragam.
  1. Interaksi dan Rentetan Permasalahan Rumit
Dunia dewasa ini menghadapi suatu rentetan permasalahan yang sangat rumit, seperti : penyediaan pangan dunia, pengangguran, hambatan dalam pengembangan industri, pengadaan energi dan bahan baku, pengembangan sumber daya alam, kesempatan pendidikan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak terkendali, keserakahan perusahaan multi nasional dalam mencari kekayaan alam, dan akhir-akhir ini permasalahan pembangunan lingkungan hidup.
Keseluruhan permasalahan tersebut saling berkaitan dan apabila direnungkan lebih dalam, pada hakikatnya bersumber pada rangkaian dari lima permasalahan pokok, yaitu :
a.       Pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam, yang semakin terbatas.
b.      Dinamika kependudukan, yang sejak abad ke-18, grafik kenaikan penduduk dunia sangat tajam.
c.       Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.
d.      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang apabila tidak dilandasi oleh moral, akan mengancam keserasian kehidupan di dunia.
e.       Lingkungan hidup yang semakin jelek menyebabkan jaringan interaksi unsur lingkungan tidak berfungsi dengan baik.
Permasalahan pokok dunia tersebut apabila penanganannya tidak tepat, akan saling berbenturan dan pada akhirnya akan bermuara pada kerusakan lingkungan hidup. Keterkaitan antar keempat faktor ini dan keterkaitannya dengan lingkungan hidup sedemikian erat, sehingga setiap permasalahan harus dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan dan sebagai permasalahan bersama.
Pertentangan selalu terjadi antara kelompok penganjur laju pertumbuhan secara terus-menerus melalui pengerahan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kelompok ahli lingkungan yang terdiri dari ahli-ahli biologi dan para konservasionis ekologi. Namun, akhir-akhir ini masing-masing kelompok sudah saling memperluas wawasan, dimulai dengan dideklarasikannya Strategi Konservasi Dunia yang aspek pemanfaatannya hanyalah merupakan bagian dari konservasi dalam arti luas.
Gejala pertumbuhan penduduk yang cepat, baik di kota maupun desa, muncul karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan penduduk tidak hanya sekedar makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal saja, tetapi berkembang sesuai perkembangan kebudayaannya. Hal-hal yang pada mulanya kurang dibutuhkan, dewasa ini meningkat menjadi kebutuhan primer. Tingginya kebutuhan jumlah barang dan jasa memerlukan lebih banyak sumber daya alam sebagai salah satu faktor produksi dalam industri pengolahan.
Hubungan antara peningkatan jumlah penduduk yang cepat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan penduduk, maka sumber daya alam dan lingkungan alam semakin dimanfaatkan. Kegiatan produksi barang non jasa yang dibutuhkan tidak hanya menyebabkan menipisnya sumber daya alam, tetapi juga menyebabkan pencemaran lingkungan.
Pertumbuhan ekonomi menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
1.      Ketersediaan barang dan jasa meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2.      Pertambahan sumber daya alam untuk memacu pertumbuhan ekonomi menyebabkan menipisnya persediaan sumber daya alam dan terjadinya pencemaran lingkungan.
Manusia sebagai individu maupun anggota kelompok suatu masyarakat membutuhkan berbagai hal dalam kehidupannya. Terpenuhinya kebutuhan hidup tersebut menyebabkan timbulnya rasa aman, tenteram, dan percaya diri. Dengan bekerja sama, tidak hanya rasa aman dan percaya diri saja yang ada, tetapi juga harga diri. Tetapi kemampuan seseorang atau kelompok masyarakat untuk berkembang tidak selalu sama, sehingga produktivitasnya juga berbeda. Perbedaan kemampuan mengolah sumber daya alam menyebabkan pendapatan nasional berbeda-beda.
  1. Pembangunan Harus Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan
Walaupun pembangunan kita perlukan untuk mengatasi banyak kendala, termasuk masalah lingkungan, namun pengalaman menunjukkan, pembangunan dapat menimbulkan dampak negatif. Beberapa contoh tentang dampak negatif pembangunan antara lain :
1.      Banyak pembangunan pengembangan sumber daya air telah menimbulkan masalah kesehatan. Masalah itu timbul karena pembangunan tersebut telah menciptakan habitat baru atau memperbaiki habitat yang ada bagi berbagai vektor penyakit, antara lain : banyak jenis nyamuk yang menjadi vektor penyakit malaria, demam berdarah, enchepalis, filariasis, lalat yang menjadi vektor penyakit tidur dan buta sungai (onchociasis), serta siput yang menjadi vektor biltharziasis.
2.      Pencemaran udara oleh mobil banyak terdapat di kota besar, seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, dan Medan. Bank Dunia memperkirakan untuk Jakarta saja pencemaran udara telah menyebabkan kerugian terhadap kesehatan yang untuk tahun 2006 diperkirakan sebesar US$ 625 juta.
3.      Pencemaran oleh limbah industri makin banyak diberikan di banyak daerah. Kerusakan tata guna lahan dan tata air di daerah Puncak dan Lembang adalah contoh lain. Karena kerusakan tata guna lahan dan tata air tersebut, laju erosi dan frekuensi banjir meningkat. Di Jakarta dan Bandung banjir sudah menjadi kejadian rutin dalam musim hujan.
Dengan adanya dampak negatif tersebut, haruslah kita waspadai. Pada satu pihak kita tidak boleh takut untuk melakukan pembangunan, karena tanpa pembangunan kita pasti ambruk. Di pihak lain kita harus memperhitungkan dampak negatif dan berusaha untuk menekannya menjadi sekecil-kecilnya. Pembangunan itu harus berwawasan lingkungan, yaitu lingkungan diperhatikan sejak mulai pembangunan itu direncanakan sampai pada waktu operasi pembangunan itu. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhannya sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka”. Pembangunan berkelanjutan mengandung arti, lingkungan dapat mendukung pembangunan dengan terus menerus karena tidak habisnya sumber daya yang menjadi modal pembangunan. Modal itu sebagian berupa modal buatan manusia, seperti ilmu dan teknologi, pabrik, dan prasarana pembangunan.
Lingkungan sosial budaya pun merupakan komponen penting yang ikut menentukan pembangunan berkelanjutan, salah satunya ialah kesenjangan. Tergusurnya pemukiman rakyat kecil oleh pembangunan dan hilangnya hak adat dan hak mengolah atas tanah mereka, sedang mereka tidak dapat banyak menikmati hasil pembangunan, merupakan salah satu sebab penting terjadinya kesenjangan yang makin lebar dan kecemburuan sosial yang semakin meningkat sehingga perlu kita waspadai dalam proses pembangunan.
Jelaslah, bahwa untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, pembangunan itu haruslah berwawasan lingkungan. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan salah satu alat dalam upaya dapat dilakukannya pembangunan berwawasan lingkungan.
  1. Pembangunan Berkelanjutan Membawa Perubahan
Pembangunan selalu akan membawa perubahan. Sudah barang tentu perubahan yang diharapkan adalah perubahan yang baik menurut ukuran manusia. Misalkan di suatu daerah sering terdapat suatu penyakit DB (Demam Berdarah), kekurangan pangan, dan sarana pendidikan yang rendah. Dalam keadaan ini tingkat kualitas hidup adalah rendah dan dengan demikian kualitas lingkungan di daerah itu adalah rendah.
Adanya DB menunjukkan, di daerah tersebut terdapat keseimbangan tertentu antara manusia, parasit DB dan nyamuk DB. Usaha pemberantasan ialah dengan obat anti DB. Juga dilakukan usaha untuk memusnahkan nyamuk DB dengan pestisida dan organisme pemakan jenting-jentik nyamuk serta dengan mengubah lingkungan agar tidak sesuai lagi sebagai habitat nyamuk DB.
Usaha lainnya ialah untuk menaikkan produksi pangan. Hal ini dapat dilakukan dengan satu atau kombinasi beberapa macam cara, misalnya pengairan, pemupukan, pengendalian hama, penyakit dan gulma, serta penanaman varietas unggul. Jika usaha itu berhasil akan terjadi pula suatu keseimbangan lingkungan baru yang terletak pada tingkat kualitas yang kita anggap lebih tinggi. Daerah yang tadinya tidak berpengairan, kini mempunyai saluran pengairan.



BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur atau komponen yang berada di sekitar individu yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu yang bersangkutan.
Komponen-komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi komponen benda-benda hidup (biotik) dan komponen benda-benda mati (abiotik). Termasuk ke dalam komponen biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan, sedangkan yang termasuk ke dalam komponen abiotik adalah udara, tanah, dan air.  Baik komponen biotik maupun komponen abiotik membentuk satu kesatuan atau tatanan yang disebut ekosistem, sehingga lingkungan hidup sering pula disamakan dengan ekosistem.
Keseluruhan permasalahan lingkungan hidup saling berkaitan dan apabila direnungkan lebih dalam, pada hakikatnya bersumber pada rangkaian dari lima permasalahan pokok, yaitu :
1.   Pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam, yang semakin terbatas.
2.   Dinamika kependudukan, yang sejak abad ke-18, grafik kenaikan penduduk dunia sangat tajam.
3    Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.
4.   Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang apabila tidak dilandasi oleh moral, akan mengancam keserasian kehidupan di dunia.
5.   Lingkungan hidup yang semakin jelek menyebabkan jaringan interaksi unsur lingkungan tidak berfungsi dengan baik.
  1. Saran
Dari seluruh uraian yang telah diberikan di atas, maka saran yang dapat kami sampaikan adalah :
         1.      Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan efek negatif pembangunan karena yang merasakan dampak negatif langsung dari pemerintah adalah masyarakat, terutama masyarakat miskin.
         2.      Kepada masyarakat agar lebih berpartisipasi dalam pengawasan dampak pembangunan karena tanpa adanya pengawasan yang ketat, maka pemerintah akan menjadi sembrono dan mengabaikan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang merupakan syarat utama mengurangi dampak negatif pembangunan.


DAFTAR PUSTAKA

Dasuqi. 2008. Lingkungan. Surabaya : Jawa Pos.
Wardianto. 2006. Geografi XI. Jakarta : Erlangga.

1 komentar: